Saturday, September 22, 2007

Kurma Impor, Asli atau Manisan?

Dari artikel "Jangan berbuka dengan yang manis manis" oleh Herry Mardian.
Artikel ini saya temui di milis-milis, tapi ada yang mengutipnya di blog pribadi, salah satunya di http://muslimkeluarga.blogspot.com.

----

"Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis. Kurma segar merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah, sehingga tidak menggemukkan (data di sini dan di sini). Tapi kurma yang didatangkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan sudah berupa ‘manisan kurma’, bukan lagi kurma segar. Manisan kurma ini justru ditambah kandungan gula yang berlipat-lipat kadarnya agar awet dalam perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma impor yang masih asli dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi sangat mahal."

Pernah lihat atau makan kurma Tunisia yang biasanya dikemas dalam kardus ukuran 500gr? Merknya macem-macem, Lyra, Hijra, dkk. Bisa diperoleh di supermarket ternama di kota anda (bahasa iklan.com). Kurmanya kering, tapi dagingnya empuk dan rasanya manis sekali. Dimakan enak, dipegang gak begitu belepotan.

Beberapa hari yang lalu setelah aku baca artikel ini di milis Sehat, aku tanyakan bapakku apakah kurma aslinya seperti itu. Bapak yang kebetulan pernah kursus di Swedia dan punya teman orang Tunisia, bilang kalau beliau pernah dibawakan kurma ASLI Tunisia.

Asli disini selain dari jenisnya (jenis kurma macem-macem juga, ada yg dari Tunisia, Irak, dsb; tekstur dan rasanya juga beda2, ada yang kering, ada yang basah. Seperti pisang lah, jenisnya macem-macem, dengan karakteristik sendiri-sendiri), juga dari prosesnya. Kurma yang jadi oleh-oleh tersebut belum diproses sama sekali. Dicangking gitu aja dari Tunisia.
Bentuknya PERSIS seperti yang dijual disini. Manisnya juga sama. Kata beliau, kurma Tunisia kalau dibiarkan, makin lama akan makin manis.

Aku tanyakan juga kurma yang dikemas dalam wadah plastik bening bertutup putih. Biasanya kurmanya basah dan warnanya lebih gelap daripada kurma Tunisia yang kecoklatan. Aku pikir yang itu yang dimaksud kurma manisan. Ternyata juga bukan. Kurma yang itu memang lebih basah, tapi jenisnya memang begitu. Beda dengan kurma Tunisia.

Pernah juga aku makan kurma Irak. Waktu itu mau lahiran anak pertama, dan baca kalau kurma bagus untuk proses kelahiran dan menyusui. Langsung deh hunting kurma (latah ye? hehehe...). Sayangnya Lebaran udah lewat, udah jarang kurma di pasaran. Hamil besar hunting sampe ke pasar Ampel, juga malah masi pada tutup kupatan :D:D Walhasil cari di supermarket2 dapetnya kurma Irak itu di Giant. Jenisnya lebih kering, lebih keras, dan kurang manis daripada kurma Tunisia.

Soal harga, rasanya sama aja ya. Rata2 20-30rb/500gr. Mahal? Relatif. Wong enak kok :D:D

Jadi, kurma impor yang mana yang dibahas? Kok kayaknya gak jelas ya?

Tetep makan kurma yuk...:))